Sabtu, 03 Oktober 2009

Mau jadi komunis? Silakan

Siang tadi aku lihat di sebuah blog yang membuatku agak sedikit kaget. Ada artikel disana yang kurasakan secara tak langsung sebagai ungkapan simpati dari satu sisi dan kekecewaan terhadap ketidak adilan disisi yang yain. Yang membuat aku kaget adalah, sudah sekian lama aku tidak pernah lagi melihat gambar palu arit simbul partai komunis, di web itu gambar tersebut terpampang dengan sangat ekslusif. PLus artikel yang bisa berbau provokatif.
Aku sebagai pengikut aliran spiritual Falun Dafa yang sedang giat-giatnya berusaha menghentikan tindakan kekejaman komunis China terhadap pengikut Falun Dafa, otomatis hati ini terusik. Persoalannya bagi Falun Dafa adalah bukan komunisnya, tetapi penganiayaan dan kesewenang-wenangan serta ketidak adilan yang dikenakan pada para pengikut Falun Dafa, terutama di RRC. Ini adalah persoalan hak azasi yang sangat mendasar, yaitu keyakinan spiritual seseorang. Orang boleh mempunyai paham apapun, asal bukan dijadikan alat pemaksaan kepada orang lain. Ideologi boleh dengan macam apapun, asal bukan untuk menindas ideologi lain. Itulah persoalan mendasarnya. Falun Dafa tidak mengajari memusuhi atau membenci siapapun atau apapun, termasuk komunis manapun. Kalau komunis itu menjadi system pemerintahan sebuah Negara, itu adalah urusan Negara yang bersangkutan dalam upaya mengurusi warganya. Terutama dalam tatanan sosial dan administrasi keduniawian. Falun Dafa tidak mengarah pada ‘wilayah’ itu. Hanya orang yang pernah mempelajari Dafa dia akan tahu setahap demi setahap substansi Dafa yang tak bertepi tak berbatas.
Blogku ini baru dalam tahap percobaan. Awalnya aku ingin sekedar membuat catatan renungan, tetapi karena kulihat artikel dalam web itu, hatiku terusik untuk membuat ajakan. Ajakan bagi siapapun yang simpati kepada penganut paham komunis karena merasa diperlakukan tidak adil. Bahwa paham tentu boleh saja berubah. Yang tidak boleh berubah adalah hati yang seharusnya berbelas kasih pada siapapun. Harus selalu sadar dan waspada terhadap pemimpin atau pemuka sebuah paham, apakah menyimpang dari standard kemuliaan budi pekerti atau tidak. Apakah sudah dimanfaatkan untuk kepentingan sendiri atau tidak, agar tidak menjadi korban peri laku seseorang. Dalam Falun Dafa standard itu adalah karakter alam semesta yang disebut dengan tiga kata: Sejati – Baik – Sabar. Dalam konteks ini, komunitas Falun Dafa sedunia berharap dihentikannya penindasan terhadap pengikut Falun Dafa yang masih terjadi di RRC. Falun Dafa tidak pernah membalas kebencian dengan kebencian, kekerasan dengan kekerasan. Komunitas Tionghoa perantauan dimanapun di dunia (tentu termasuk di Indonesia) – khususnya pengikut Falun Dafa - tidak pernah membenci pemerintahan di tanah leluhurnya. Komunitas Falun Dafa hanya ingin hak azasinya terpenuhi dengan kedamaian dan saling mengasihi diantara sesama. Harapanku, tulisan ini dapat dipahami dengan hati yang jernih dan pikiran yang rasional.
Falun Dafa Hao.